Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Reracau

Lipatan waktu membawaku pada satu potongan kisah. Di sana aku berdiri memandang rumah bambu sederhana. Hanya berteman diam. Aku mulai melangkah menyusuri setiap jalan setapak demi setapak sambil sesekali menoleh ke belakang. Memastikan semuanya baik-baik saja.  Potongan gambar beberapa wajah masih mengusik. Raut wajah mereka begitu tenang tapi guratan-guratan kecil di wajahnya memendam sebuah pengharapan yang besar. Aku tersenyum simpul kepada potongan gambar-gambar itu, seolah meyakinkan bahwa semuanya akan berjalan dengan semestinya. Meski kemudian beberapa kali kakiku terantuk batu.  Aku sadar-sesadar sadarnya jalanan di depan sangat panjang. “Pergilah” kemudian energi yang sangat besar mendorongku berlari. Seperti tangan besar yang tak terlihat. Aku tak tau sesuatu apa yang mendorongku bejalan sampai sejauh ini. Mungkin manifestasi dari doa-doa itu. Aku sampai pada tempat yang aku sendiri belum tau pasti apakah disini semuanya digantungkan.  Janji-janji surga ...

Kerfridei

Awali hari dengan semangat (halah mung slogan tok). Hari minggu bukan buat malas-malasan. Belum genap matahari ngeksis saya sudah siap-siap mau ke gereja Car Free Day. Sudah lama saya tidak mengunjungi kantong-kantong hiburan di kota solo semacama Car Free Day ini. Sepeda yang kebetulan nganggur saya bawa. Bodo amat itu punya siapa. Semoga yang punya tidak kelabakan mencarinya. Toni menolak diajak, sepertinya masih capek efek pengembaraan Solo-Semarang dengan kawan-kawan HW UMS. Dengan pakaian seadanya, celana dan jaket chelsea, saya mulai menyusuri kota Solo pagi hari. Niatnya mau pake pakaian yang agak kerenan dikit sih tapi saya tidak mau dianggap pasukan berani mbribik yang numpang eksis di jalanan. Toh, niat saya ke CFD cuma numpang lewat, cari bahan tulisan di blog (buktinya adalah tulisan ini) dan mampir warung makan. Terlepas dari itu saya mencoba merenungi slogan 'mensana in corpore sano', di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, dengan melakukan o...

Peluk Aku

Mereka berkata KAU sangat dekat Sedekat apa? Mereka berkata KAU sangat jauh tak terjangkau Apa kau tega? Aku   mempertanyakanMU       Aku mencariMU Aku mengeja namaMU A ku belum kaffah di jalanMU KAU pasti tau Lisanku bertakbir tapi juga terus mencibir Bibirku berdzikir tapi terhadap kegunganMU aku tak mau pikir Tentang silih bergantinya malam dan siang Tentang penciptaan langit dan bumi Tentang planet-planet yang berotasi Tentang semua mahakaryaMU KAU yang bersemayam di atas Arsy Aku bersujud padaMU tapi hatiku tidak Ighfirlii Ya Rabbi.. Dalam gelap aku terlelap Dalam terang aku dilanda kesibukan Waktu merayap   cepat KAU hampir hilang dalam hariku KAU makin samar dalam hatiku Malam ini aku ingin mengakrabiMU Berdialog padaMU Berdiskusi denganMU Bercerita padaMU Ya Ra hman ... Peluk aku Peluk ...

Sore di Persimpangan

Hujan mencium bumi Begitu ritmis memainkan melodi Di persimpangan sana kau berdiri Tersenyum kearahku Bibirmu bergerak ucap sesuatu berpacu dengan tetesan air Lirih dan samar Aku tak mengerti Bahasamu Bahasa tubuhmu Gerakmu Gerak bibirmu Aku masih menerka Lalu kilat memicu petir Menggelegar Menampar gendang telinga Aku terbius ketakutan Kututup telinga Kupejamkan mata Sesaat aku lupa denganmu Sepersekian detik kemudian Aku tersadar kau masih di persimpangan Kubuka mata menghalau takut Retinaku bergerak mencarimu Kau menghilang Secepat itu?