![]() |
Sumber gambar : topislamic,com |
Ramadhan telah datang. Sebagai umat
islam tentunya kita sangat senang (senang bangeeet) dengan datangnya
bulan yang didalamnya penuh dengan ganjaran, penuh dengan maghfiroh. Di
bulan Ramadhan umat islam di wajibkan berpuasa, menahan lapar dari
terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Bagi orang-orang yang
‘berhalangan’ (haid), nifas, sakit parah, atau belum cukup umur, dan
yang setara dengan itu, diperbolehkan tidak berpuasa. Tidak hanya
menahan makan dan minum, di bulan puasa ini kita dituntut untuk menahan
nafsu. Menahan pandangan terhadap lawan jenis, menahan diri dari
perbuatan yang tidak bermanfaat.
Begitu sakralnya bulan puasa,
sampai-sampai di bulan ini banyak sekali yang berubah dari perilaku dan
keseharian masyarakat. Masjid yang dihari-hari biasa konsisten dengan
satu barisnya, di bulan puasa, jamaahnya membludak sampai penuh. Banyak
orang yang tiba-tiba menjadi dermawan, membantu kesana kemari. Dari cara
berpakaian juga. Lihat saja artis yang biasa tampil di televisi,
sedikit tertutup dari yang biasanya terbuka.
Salah satu hal yang
menarik dari bulan puasa ini adalah akan adanya segerombolan bocah yang
membuat kegaduhan menjelang sahur. Mereka berjalan menyusuri jalan
kampung, memukul apa saja benda yang menghasilkan bunyi. Maksudnya,
mereka ikut berpartisipasi membangunkan warga untuk sahur. Sungguh
pekerjaan yang mulia. Tapi, kadang bukan itu tujuan utama mereka.
Sesekali
mereka hanya mendatangi satu rumah, kemudian mereka memulai aksi
memukul-mukul alat musik yang sudah mereka siapkan diiringi suara
cempreng dari mulut salah seorang vokalis. Jangan tanya judul lagunya,
karena biasanya mereka menyusun syair-syair sendiri. Isi lagunya berupa
ejekan-ejekan ala Team Lo yang ditujukan ke penghuni rumah.
Mereka
baru puas setelah si empunya rumah keluar, dan mengejar-ngejar mereka
dengan arit di tangan. Kurang ajar! Maka dipastikan besok si penghuni
rumah, yang galaknya bersaing dengan herder, akan mencari tersangka
pembuat kegaduhan ke pelosok-pelosok kampung sekalipun. Di saat yang
sama, cecunguk-cecunguk tersangka sedang berkumpul di markas, setting
aksi untuk nanti malam.
Ada beberapa kebiasaan unik, kalau
tidak boleh dikatakan buruk, yang biasa dilakukan selama ramadhan, baik
oleh anak-anak maupun orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. baik yang berkeluarga ataupun sebatang kara,
Berikut rangkumannya:
1. Saat sholat tarawih dimulai, sebagian anak akan
bermain-main di luar masjid dan akan kembali ke barisan sholat ketika
jamaah sudah memasuki takhiyatul akhir. Dalam arti lain, hanya mengikuti
salam. Lantas pergi bermain-main lagi. Begitu seterusnya. Ada juga yang
hanya mengikuti sampai membaca "Aamiin" kemudian pergi. Yang
kurang kerjaan, dan terkesan kurang ajar, ada beberapa kroco-kroco yang
sengaja menirukan suara imam. Baik itu intonasi maupun cara bacanya.
Menjadikan jamaah tarawih tidak khusyuk karenanya.
2. Setelah
sahur langsung tidur, tanpa melaksanakan sholat shubuh terlebih dahulu.
Ada dua kemungkinan dalam hal ini: pertama, ketiduran karena
kekenyangan. Kedua, sengaja tidur untuk menghindari sholat shubuh
(semoga saja tidak :D ).
3. Memenuhi jalan raya pada pagi hari.
Membawa mercon untuk dibagi-bagi ke sesama. Tentu saja sebelum dibagi,
mercon dinyalakan terlebih dahulu. Maka terjadilah perang: perang
mercon. Bagi yang tidak memiliki budget yang mencukupi biasanya hanya
bermodalkan korek api. Merconnya, ya dengan korek api itu, di nyalakan,
di lempar ke target. Fungsinya sekedar untuk menakut-nakuti. Yang
kreatif, biasanya mencari mercon yang gagal meledak untuk kemudian
didaur ulang.
4. Tidur sepanjang hari. Dalam kamus besar bahasa
indonesia namanya ‘hibernasi’. Orang ini sepertinya sangat-sangat
terinspirasi oleh hadis nabi “tidurnya orang yang berpuasa bernilai
pahala (padahal haditsnya dhoif)”.
5. Mendamparkan diri di masjid menjelang maghrib. Apalagi kalau bukan untuk mencari takjil gratis. PPT (Para Pencari Takjil)
6. Menggembor-nggemborkan hadits nabi “bau mulutnya orang yang berpuasa melebihi wanginya minyak kesturi”
7. Pura-pura lupa. Jurus ini digunakan jika dalam keadaan terdesak: sangat lapar.
8. Malamnya sahur dengan orang tua. Paginya sudah stay di warung remang-remang.
9.
Pengeluaran bertambah banyak. Entah hitungannya bagaimana sampai hal
ini bisa terjadi. Logikanya, makan 2 kali sehari, dari yang biasanya 3
kali akan mengirit biaya pengeluaran. Tapi yang terjadi malah
sebaliknya: besar pasak dari pada tiang. Jujur, otakku yang lemot tak
bisa mengkalkulasi arus debet-kredit nya.
Sebenarnya banyak sih,
hanya saja ini bulan Ramadhan. Dilarang membicarakan, kejahatan,
keburukan, dan kebusukan orang lain. Jangankan bulan puasa, wong bulan
biasa aja dilarang.
Ramadhan paling enak itu kalau bisa
berkumpul dengan keluarga. Sahur, sahur bareng, buka, buka bareng. Lebih
ramai, meskipun didalamnya ada sedikit kompetisi. Adu cepat dengan
saudara mendapatkan teh manis atau kolak dengan gelas ukuran paling
besar. Maka keberuntunganpun akan memihak ke pemilik tangan panjang
*maksudnya tangan yang panjang*. Dengan sekali ayunan si pemilik tangan
panjang berhasil menyerobot sasaran mengalahkan yang lainnya, perfect.
Sebenarnya masih banyak yang ingin aku tulis, tapi berhubung sudah masuk waktu sahur, kiranya cukup sekian.
Selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amiin.
The End :D
Surakarta, 23 Juli 2013, 00:52 WIB
Komentar