Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Melepas

Selepas sholat isyak saya rehat sejenak sembari menunggu diskusi hari pahlawan yang diadakan kawan-kawan IMM dimulai. Saya membuka BBM, sekadar melihat-lihat kabar atau sesuatu yang dibagikan kawan-kawan.   Tidak ada sesuatu yang menggoda saya untuk berkomentar malam ini. Sebagian besar beranda hanya berisi ‘mendengarkan lagu’ dan cuitan para gagal asmara yang begitu khas.   m ungkin saja mereka sedang berikhtiar menggaet jomblo-jomblo lain lewat reracauan puitis. Atau membeberkan kesengsaraan asmaranya. Lantas berharap sosok kesepian disana merasa iba kemudian dengan legowo memberikan puing-puing cinta padanya.  Sebagian teman ganti nama akun. Ganti nama di media sosial memang   tidak terlalu sulit. Relatif gampang malah. Sampeyan tinggal klik sunting akun kemudian pilih nama yang diinginkan. Sungguh sebuah solusi berkelas buat sampeyan yang merasa namanya tidak mengandung unsur estetik. Di dunia nyata, tidak segampang itu. Minimal sampeyan harus ...

Pantai Klayar

Jika kau merasa angin Pantai Klayar belum mampu membelai rongga hatimu. Pasir dan karang tidak cukup memenuhi inginmu. Deburan ombaknya belum mampu membangkitkan gairahmu. Dan mentari pagi tak kunjung mencairkan balok-balok es di kedalaman diri kita. Tidak mengapa. Tapi ingat, di bawah banyaknya rasi bintang, diiringi suara gitar, kita pernah memecah alam dengan tertawa. Merayakan kebersamaan dalam keadaan sadar. Simpan itu dengan kerendah hatian.

Mancing

Buka-buka foto lama di fesbuk dan menemukan foto eksotis ini (ckkck). Ternyata saya dulu pernah foto dengan pose yang belakangan sangat saya benci. Dua jari. Iya, dua jari yang berhasil mengangkat seseorang menjadi presiden: pahlawan yang direkayasa. *eh Mungkin perlu saya perkenalkan. Sebelah kanan dengan pose metal adalah Abdu Rozak alias Kojek. Sampeyan tidak usah mempertanyakan posisi tangan kirinya. Jangan berfikir yang iya-iya. Bahaya. Nah yang imut-imut di sebelah kiri adalah Winaryo alias Ponari. Tapi plis sampeyan yang penyakitan tidak perlu mendatangi rumahnya dan meminta air dari batu ajaib. Sebab Ponari versi ini tidak mempunyai batu petir (yang katanya) berkhasiat menyembuhkan luka. Tapi mungkin dia memelihara batu akik. Terakhir paling belakang, tidak lain tidak bukan adalah saya sendiri. Masih kelihatan muda dan cukup unyu. Ternyata satu hal yang tidak berubah. Senyum saya masih terlalu menawan. Kalau tidak salah ini di Pantai Slamaran. Perjalanan kura...

Random

Kau merasa kehilangan. Entah itu apa. Seperti ada sesuatu berharga yang hilang tiba-tiba. Ini jauh membingungkan daripada kau kehilangan sesuatu yang jelas-jelas ada. Sesuatu yang ada itu kalau lenyap, setidaknya kau tau kalau dia pernah ada.  Barangkali benar, bertambah dewasa adalah perkara kita mengakrabi kehilangan. Semakin dewasa kau akan semakin banyak mengalami kehilangan. Dalam bentuk apapun. Tapi tuhan Maha adil, segaris dengan kehilangan, kau akan menemukan sesuatu yang baru. Begitu terus siklusnya sampai dunia benar-benar tamat. Keindahan senja tidak hilang. Hanya saja keindahannya mulai diabaikan. Bukan, bukan diabaikan. Senja dinikmati dengan cara yang berbeda. Warna senja tidak hanya menghiasi hati-hati yang gelap, dia mulai (meng/di)akrab(i) oleh dunia modern. Dengan dalil estetika dunia maya, senja mulai menghias dunia instagram. Nilai indahnya sudah bergeser dari aslinya. Keindahan senja terdistorsi oleh modernitas. Perwujudnnya tidak sama. Hah! Tulisa...

Batin-Isme

Ketika bicara sudah dianggap sampah maka menuliskan kata-kata merupakan jalan tengah. Jujur saja tulisan ini muncul dari keresahan tak berujung, yang tak pernah tercukupi dengan omongan yang berbusa-busa. Bukan berarti saya lelah untuk berbicara. Sekali lagi bukan. Hanya saja sampeyan perlu cara lain ketika omongan sampeyan sudah tidak mempan. Menulis misalnya. Kemungkinan besar tulisan ini tidak akan digagas, tapi tidak menutup kemungkinan ada sedikit orang yang menemukan sesuatu hal yang baru pada tulisan ini. Isi hati saya, yang sebenarnya ingin saya pendam sendiri. Dus, saya tidak menuntut apapun. Apalagi menuntut sampeyan untuk faham.  Majunya teknologi tidak menjamin kehidupan manusia akan berjalan dengan mudah. Komunikasi mungkin sangat gampang dipraktekkan. Tentu saja sesuai perkembangan zaman, media social. Memanfaatkan media social untuk berinteraksi sudah mengakar dalam nadi kita. Sehari tanpa hape bagai seminggu tidak makan, rasanya jargon itu bukan sekedar ...

Reracau

Lipatan waktu membawaku pada satu potongan kisah. Di sana aku berdiri memandang rumah bambu sederhana. Hanya berteman diam. Aku mulai melangkah menyusuri setiap jalan setapak demi setapak sambil sesekali menoleh ke belakang. Memastikan semuanya baik-baik saja.  Potongan gambar beberapa wajah masih mengusik. Raut wajah mereka begitu tenang tapi guratan-guratan kecil di wajahnya memendam sebuah pengharapan yang besar. Aku tersenyum simpul kepada potongan gambar-gambar itu, seolah meyakinkan bahwa semuanya akan berjalan dengan semestinya. Meski kemudian beberapa kali kakiku terantuk batu.  Aku sadar-sesadar sadarnya jalanan di depan sangat panjang. “Pergilah” kemudian energi yang sangat besar mendorongku berlari. Seperti tangan besar yang tak terlihat. Aku tak tau sesuatu apa yang mendorongku bejalan sampai sejauh ini. Mungkin manifestasi dari doa-doa itu. Aku sampai pada tempat yang aku sendiri belum tau pasti apakah disini semuanya digantungkan.  Janji-janji surga ...

Kerfridei

Awali hari dengan semangat (halah mung slogan tok). Hari minggu bukan buat malas-malasan. Belum genap matahari ngeksis saya sudah siap-siap mau ke gereja Car Free Day. Sudah lama saya tidak mengunjungi kantong-kantong hiburan di kota solo semacama Car Free Day ini. Sepeda yang kebetulan nganggur saya bawa. Bodo amat itu punya siapa. Semoga yang punya tidak kelabakan mencarinya. Toni menolak diajak, sepertinya masih capek efek pengembaraan Solo-Semarang dengan kawan-kawan HW UMS. Dengan pakaian seadanya, celana dan jaket chelsea, saya mulai menyusuri kota Solo pagi hari. Niatnya mau pake pakaian yang agak kerenan dikit sih tapi saya tidak mau dianggap pasukan berani mbribik yang numpang eksis di jalanan. Toh, niat saya ke CFD cuma numpang lewat, cari bahan tulisan di blog (buktinya adalah tulisan ini) dan mampir warung makan. Terlepas dari itu saya mencoba merenungi slogan 'mensana in corpore sano', di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, dengan melakukan o...

Peluk Aku

Mereka berkata KAU sangat dekat Sedekat apa? Mereka berkata KAU sangat jauh tak terjangkau Apa kau tega? Aku   mempertanyakanMU       Aku mencariMU Aku mengeja namaMU A ku belum kaffah di jalanMU KAU pasti tau Lisanku bertakbir tapi juga terus mencibir Bibirku berdzikir tapi terhadap kegunganMU aku tak mau pikir Tentang silih bergantinya malam dan siang Tentang penciptaan langit dan bumi Tentang planet-planet yang berotasi Tentang semua mahakaryaMU KAU yang bersemayam di atas Arsy Aku bersujud padaMU tapi hatiku tidak Ighfirlii Ya Rabbi.. Dalam gelap aku terlelap Dalam terang aku dilanda kesibukan Waktu merayap   cepat KAU hampir hilang dalam hariku KAU makin samar dalam hatiku Malam ini aku ingin mengakrabiMU Berdialog padaMU Berdiskusi denganMU Bercerita padaMU Ya Ra hman ... Peluk aku Peluk ...