Saya hampir lupa
jika saja tidak diingatkan kertas kalender dan Grebek Mulud kalau sekarang bulan
Rabiul Awwal. Susah untuk tidak menyertakan Rabiul Awwal dalam sejarah, bagi
ummat Islam pada khususnya dan ummat manusia pada umumnya.
Di bulan ini, lebih dari seribu lima ratus tahun yang lalu di
sebuah kota kecil di belahan bumi arab lahir seorang bayi, yang kelak kemudian
hari mengubah tatanan masyarakat arab yang saat itu masih terpuruk dalam lubang
kejahiliyahan. Dialah Sang Revolusioner, Nabi Muhammad SAW.
Sudah biasa dibahas? Ini bukan masalah kulina atau tidak, tapi
ini perkara sejarah yang harus selalu diceritakan terus menerus. Sampeyan biasa
gembar-gembor tentang jas merah: jangan sekali-kali melupakan sejarah. Ini juga
sejarah, mas mbak, jangan sekali-kali dilupakan. Sekuat-kuatnya otak, ada satu
titik dimana sampeyan akan mengalami yang namanya gegar otak lupa. Nah, cara untuk menanggulangi lupa itu adalah
dengan mengulang dan mengulang. Muroja’ah. Kalau dalam bahasa jawanya: mbaleni.
1) Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah betindak terhadap pasukan bergajah?2) Bukankah mereka telah menjadikan tipu daya mereka sia-sia?3) Dan Dia mengirimkan kepada merkeka burung yang berbondong-bondong,4) Yang melempari mereka dengan tanah liat yang dibakar,5) Sehingga mereka mereka dijadikannya seperti daun yang dimakan ulat.
Sampeyan semua
pasti sudah tahu dan sudah hafal quran surat Al-Fiil diluar batok kepala.
Al-Fiil Artinya gajah. Ngomong-ngomong soal gajah saya jadi teringat kawan
saya, Dhandi Angsar. Syahdan ketika ketika kelahiran bayi Muhammad, ada serombongan
pasukan yang ingin menyerang kakbah dibawah komando Abrahah,
pasukan ini mengendarai gajah dari Yaman menuju mekkah. Tapi
akhirnya pasukkan itu dikalahkan oleh gerombolan burung ababil yang melempari
pasukan bergajah itu dengan batu dari neraka. Peristiwa itu terjadi pada
tanggal 12 Rabiul Awwal dan dikenang dengan nama tahun gajah. Tahun dimana
Muhammad lahir. (Pembahasan lebih lanjut bisa dibaca disini)
MUHAMMAD: SANG REVOLUSIONER SEJATI
Sungguh sangat
revolusioner dan visioner ketika Nabi Muhammad bersabda bahwa beliau diutus ke
muka bumi untuk menegakkan budi pekerti
luhur (akhlakqul karimah). Bukan pada statementnya tapi pada aplikasinya yang
bikin para penguasa lalim gemetaran. Gagasan-gagasan Muhammad dinilai merusak
tatanan politik-ekonomi-sosial-budaya yang sudah mapan pada zaman itu. Zaman
itu bayi-bayi perempuan disembelih, istri jadi barang warisan, penguasa bagai
monster penghisap darah rakyat.
Muhammad
menggebrak! Mari ingat-ingat, perempuan tiba-tiba disetarakan dengan laki-laki.
Kaum budak mulai dimerdekakan. Pemimpin
dipilih umat. Kebebasan menjalankan agama Islam-Yahudi-Nasrani dijamin. Pajak
dan zakat mal dipungut untuk jaminan hidup fakir miskin. Hakim yang jujur
diangkat untuk menegakkan pengadilan. Wajib menuntut ilmu baik lelaki maupun
perempuan.
Jelas semua itu
merupakan saripati demokrasi, emansipasi dan hak asasi manusia, serta
masyarakat madani. Selangkah lebih maju dari filsuf Yunani, Socrates dkk yang
baru berwacana. Sedangkan Muhammad sebagai Rasul dan pemimpin politik
memberlakukannya dalam kehidupannya.
Dengan gagasan
yang keluar pakem pada zaman tersebut tak jarang beliau mendaptkan ancaman dan
upaya-upaya pembunuhan. Tapi apa reaksi dari Muhammad Sang Rasul dan para
sahabatnya? Hanya bertahan, tak peduli, maju terus menegakkan kebenaran. Ibarat
pepatah “Anjing menggonggong kafilah berlalu.”
TOKOH PALING BERPENGARUH DALAM SEJARAH
Michael Hart dalam bukunya bertajuk ‘The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History’
telah menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai tokoh nomor 1 yang paling
berpengaruh sepanjang sejarah, dan hanya menempatkan Nabi Isa as (Yesus
Kristus) di urutan ketiga.
Michael Hart menulis:
Apakah pengaruh Muhammad [s.a.w.] yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini.“Jatuhnya pilihan saya kepada Muhammad [s.a.w.] dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Muhammad [s.a.w.] satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Ia menulis,
“Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam [pada waktu buku itu ditulis], dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Muhammad [s.a.w.] lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar."
“Akan tetapi saya mempunyai dua alasan penting dibalik keputusan saya itu. Pertama, Muhammad [s.a.w.] memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani.. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen, (yakni, sampai batas tertentu Kristen berbeda dengan Yahudiyyat/Yudaisme), Saint Paul (Santo Paulus) memegang peran utama dalam mengembangkan teologi atau ilmu ketuhanan dan pembuat dasar baru penyebaran agama Kristen serta penulis utama sebagian besar Kitab Perjanjian Baru."
“Sebaliknya dalam Agama Islam, yang bertanggung jawab terhadap semua kaidah akhlaki dan asas-asas pendidikan agama adalah Muhammad [s.a.w.]. Muhammad [s.a.w.] sendiri yang telah memberi bentuk terhadap seluk-beluk agama baru ini, dan beliau menjadi perancang dan pembangun dalam pendidikan serta pengajaran agama Islam."
“Selain dari itu, Kitab Suci orang-orang Muslim yakni Al-Qur’an yang ditulis oleh Muhammad menjadi bukti visi intuisinya [s.a.w.]”. (yakni penentang yang ini, ia menulis demikian)Ia menulis:
“Yang mengenainya beliau (yakni s.a.w.) berkata, ia [Al-Qur’an] dari Allah Ta`ala, diwahyukan kepadanya. Sebagian terbesar dari wahyu ini dihimpun [dihapal, disalin, ditulis] dengan penuh kesungguhan selama Muhammad [s.a.w.] masih hidup dan kemudian tak lama sesudah dia wafat dihimpun secara keseluruhan dan terlindungi [tak tergoyahkan]. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad [s.a.w.] serta ajaran-ajarannya, dan dengan demikian, dari beberapa segi, Al-Qur’an itu adalah perkataan beliau. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad [s.a.w.] dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya."
"Kemungkinan pengaruh Muhammad [s.a.w.] dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata-mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad [s.a.w.] setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan. (Menurut pendapat mereka martabat Nabi Muhammad s.a.w. dan Nabi Isa a.s. adalah sama)"Selanjutnya iapun menulis:
“Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad [s.a.w.] bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi, akan tetapi Nabi Isa [a.s.] tidak mendapat kedudukan seperti itu.” Pendek kata, keteladanan beliau dalam setiap hal menggambarkan kepribadian beliau yang suci dalam corak yang semakin bertambah terang."Suatu pandangan yang bersih dari Michael Hart. Untuk melihat bagaimana pengaruh Rasulullah saw yang berperan langsung dalam kehidupan umat Islam silahkan baca disini.
PENUTUP
Di Indonesia
perdebatan selalu muncul hampir setiap saat. Dari hal yang tidak penting sampai
yang paling penting. Penentuan awal Ramadhan yang berbeda, hukum mengucapkan
selamat natal maupun hukum merayakan tahun baru, selalu melahirkan pro dan
kontra. Tidak mengapa, itu artinya masyarakat kita cenderung kritis dalam menanggapi
suatu hal.
Termasuk dalam
merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, terdapat adu argument yang cukup asyik. Ada
yang melarang perayaan mauliud Nabi karena dianggap sebagai sesuatu yang
berlebih-lebihan dan terkesan meniru-niru budaya barat. Yang pro juga
tak kalah argumentatif dengan pendapatnya masing-masing. Tidak mengapa. Tapi
kalau sudah mengarah ke debat kusir lebih baik, Ah sudahlah, hentikan
perdebatan yang tidak ada ujungnya dan membuang-buang waktu.
Bagi saya,
merayakan atau tidak itu terserah sampeyan. Yang paling penting adalah
bagaimana kita mengambil hikmah dari perjalanan hidup Nabi Muhammad,
gagasan-gagasannya dan perjuangannya menegakkan ajaran Islam serta mengamalkan
apa yang telah diajarkannya.. Wallahu A’lam Bisshowab.
(Diolah dari berbagai
sumber)
Komentar